Sabtu, 01 Oktober 2011

WISUDA

AKHIRNYA GW WISUDA JUGA,,,
haHHAHHahhahahahahhaha,,,,,,,,,,,,

3 tahun penuh suka duka karna kebandelan gw,,,,,

udah dihukum bersihin Wc 1 BULAN...MENDING DAh WC na  3 biji,,,,ni mah se RW ampe 12 biji,,,,,
udah berantem ma dosen....ampe gax tegoran 2 bulan...
udah sering demo lagii..

waaaah indah rasanya hidup gw...
hhahaha

tinggal cari kerja ni...

Jumat, 02 September 2011

GENDUT

GENDUT...

ada yang salah ya sama orang gendut???
apakah orang gendut itu hina??
apakah orang gendut itu menyebalkan??
apakah orang gendut itu tidak cantik??/
apakah orang gendut itu tidak asyik??

mmmm....kenapa sih orang gendut tuh selalu bahan ejekan...

menyebalkan

Sabtu, 13 Agustus 2011

Sayank Semuanya

Sayank Semuanya...
sayank ke-2 orangTuaku
sayank ke-2 ade2ku
sayank semua kluargaku...
sayank semua sodara2'q
sayank semua sahabat2'q

mmmmuuuach

Senin, 08 Agustus 2011

sediiih

Ada yg Salah ya di diri qw??
ada yg salah kah sikaf ku??
qw mohooon...jawaab...
jangan ngediemin aku...???

sediiiih....

Selasa, 02 Agustus 2011

::: DICINTAI TUK DISAKITI ::

Mengingat Soal Pengalaman tentang CINTA....hehehe,,,,
yaaaaa....Isinya sama Percis kaya lirik lagunya ARi nie lah...
hehe

DICINTAI TUK DISAKITI

Hanya air mata
Dan sesal kurasa
Di depanku kau bercinta

Kau ingkari janjimu
Tuk setia bersamaku
Kini kau bunuh hatiku
Ku tak ingin dengar ratapanmu

Dan ku tak kan lagi menyentuhmu
Pergi dan jangan kembali
Ku ingin sendiri
Perjalanan panjang cinta kita

Sekejap kau hancurkan slamanya
Inikah takdir untukku
Dicintai tuk disakiti

Ku tahu kau masih sayang
Dan menyesali sgalanya
Ooh sayang maaf ku tak bisa

Jangan kembali
Ku ingin sendiri

Rabu, 27 Juli 2011

Harus Selalu Bersyukur

Astagfirulloh....Astagfirulloh...Astagfirulloh...

hanya kata2 itu yg biza ku ucapkan ketika aku berjalan melihat orang yg sedang bekerja,,,banting tulang...menguras keringat,,,demi sesuap nasi...demi membahagiakan keluarganya...

Uang 500-1000 yg ku anggap sedikit...Subhanalloh bagi mereka banyak,,,

Ya Alloh ... Betapa hambamu ini Hina,,,yg selalu bilang Saya Kurang,,,yg hanya biza meminta pada orang tua...tp saia gax tau betapa capenya orang tua saya cari duit,,,mereka menguras keringat dari pagi ke malam...
subhanalloh durhakanya saya ya Alloh...

Ya Alloh ampunilah dosa-dosa saya dan dosa kedua orang tua saya,,,
Muliakanlah Mereka..
Angkatlah Derajat Mereka,,,
Buatlah Mereka Bahagia Dunia Akhirat,,,
hanya kepadamu hamba meminta dan hanya kepadamu hamba memohon ampun,,,

Minggu, 24 Juli 2011

:: BIDADARI SUGRA ::

Pengen Punya Seorang Suami Yang selalu Bilang "Engkau Adalah Bidadari Surgaku"
dan aku kn slalu mencoba tuk jadi bidadari Surganya. with TheFikr

Kau bunga ditamanku
Mekar dan kian mewangi
Menghiasi diriku
Dimanapun aku berada Dilubuk hati ini
Engkau bidadari surgaku

Kepergianku dalam berjuang
Kau antar dgn doa dan senyuman
Pulangpun kau sambut dengan kemesraan
Kemulyaanmu yg penuh ketulusan
Pantaskah bila kuhargai dirimu sebagai Bidadari surgaku

Dirimu adalah anugrah tuhan untuku
yang pasti kan syukuri dan selalu kan ku jaga

anak-anak ,emjadi penghibur hati
penenang jiwa..
membuatku rindu untuk berkumpul di surga nanti

DOa Untuk TuhaN

Doa'ku sperti yg ada di lirik lagu ost SKUT..

Senyum adalah tangisku
Tangis adalah lukaku
Indah dunia tak terasa oleh derita
Luka hati selalu ada mengikutiku

Ingin kuraih cahaya
Ingin semua berbeda

Mungkin ini yg terbaik dalam hidupku
Tapi ini semua bukanlah yang aku mau

Tuhan...ku ingin hidup sempurna
Tak ada air mata yang terjatuh lagi
Semua ku serahkan kepadamu
Jalan yang terbaik pasti untuku

Semua manusia pazti ingin hidup smpurna...
Tak ingin ada tangis kesedihan..
Tp inilah hidup.
Mkasih TUhan..!

Senin, 18 Juli 2011

Tuhan...Kembalikanlah....part II

Cerita cinta itu kembali hadir....
disaan matahari terbenam...pagi yang begitu indah...
tapi sayang,,,hati ini tak seindah pagi yang sejuk dan terang...

hati yang penuh dengan kebencian, dendam dan amarah..

pagi-pagi aku berangkat sekolah...aku bertemu dengan seorang laki-laki yang tampan...
jujur aku suka sama dia, tp kebencian telah membuat aku benci sama semua laki-laki..

berulang kali aku menghianati laki-laki...tanpa perasaan...
dan tanpa ku sadari aku sngat mencintai seorang laki-laki yang sangat sederhana..begitu dingin dan Cuek..
Saat itu lah aku mulai menyadari betapa jahatnya aku, betapa egoisnya aku..betapa gax berperasaan nya aku...aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi,,,dan aku akan mencintainya..

KARMA ITU DATANG

Karma itu datang ... datang disaat aku sedang merasakan cinta yang begitu indah...
Dia yang aku cintai ternyata mempunyai Cinta yang lain...
hati ini sakit ...menangis...tapi aku sadar inikah hasil yang telah aku perbuat dimasa lalu...
mungkin ini baru awal dan akan ada lagi karma-karma yang selanjutnya....
aku takuuut...aku resah....
hatiku galau...

dan benar...aku mengakhiri hubunganku dengannya,,,,
tak lama kemudian aku mengenal laki-laki, dia sangat tampan,,,baik...
dan aku terlena dengan kebaikannya itu,,,
tp laki-laki baik belom tentu dia setia...
ternyata dia mempunyai cinta yang lain lagi..

dari sanalah...
aku gax biza merasakan apa,,,,

apa itu cinta??
apa itu sayank??
bagaimana rasanya???

aku sungguh gax bisa lagi merasakan itu semua..
aku Mati Rasa....

aku menjadi lebih tertutup terhadap laki-laki..

setiap laki-laki yang mendekatiku..
pasti akan berpendapat kalo adalah wanita yang sombong, egois, galak, JUdes, jUtek,,dll....

dan gax ada yang betah menghadapiku,,,

dulu aku senang dengan keadaan ku seperti itu karna aku sibuk dengan Tugas akhir kuliahku..
tp sekarang kuliahku udah selsai, dan baru ku sadari ..
betapa kesepiannya aku...

Tuhan,,,,aku mohon Kembalikanlah rasa itu kepadaku...

Tuhan... Kembalikanlah


Cinta…???
apa itu cinta???
rasa apa itu???
bahagia kah bila kita merasakan cinta???

Nama saya Nita, usia saya sekarang 20 tahun..dan saya sekarang udah semester akhir disalah satu perguruan tinggi swasta…

Perjalan cinta saya dimulaim sejak saia duduk dibangku SMA ,,,saat itu masa-masa pubertas dimana saya sangat ingin punya pacar seperti temen-temen saya…
dan akhirnya saya punya pacar yang bernama Rizky..dia adalah kaka kelas saya,,,orangnya cukup ganteng dan cool…semua cewe pazti suka sama dia. Tp entah kenapa dia mau jadi pacar saya..padahal saia tidak cantik, malah saya ini CULUN…
sebulan berlalu dan akhirnya saya putuz…! Benar ,,,pirasat saya kalo dia hanya mempermainkan perasaan saya..
saat itu hati saya terasa sakit,,air mata mengalir begitu saja,…
gita teman saya bilang “udahlah jangan dipikirin,,,cwo banyak kali..,dan ingat kita juga biza berbuat seperti kaya cwo”
air mata langsung berhenti..tiba –tiba hati saya bilang,,,”ya…kenapa cowo biza nyakitin cwe,,knp cwe gx biza”
Esok harinya saia langsung pergi ke salon untuk mengubah diri saia sendiri, “AKU INGIN BERUBAH” itulah yang ada dipikiran aku saat itu..

Berhasil…aku berhasil..aku berubah…aku cantik…walau gax secantik artis-artis di film..

sejak saat itu cwo2 pada melihat aku,,,gax seperti dulu hanya dipandang sebelah mata…aku bahagia,,,aku senang dengan keadaan qw seperti ini…



 To Be Continue..............

Minggu, 17 Juli 2011

KTI Hyperemesis Nurma

BAB I
PENDAHULUAN


1.1.    Latar Belakang
                Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari, badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis. (Depkes RI, 2002)
                Masa kehamilan dan persalinan pada manusia di deskripsikan sebagai fokus perhatian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Ibu hamil dan yang akan bersalin dilindungi secara adat, religi, moral kesusilaan berdasarkan tujuan untuk menciptakan keseimbangan fisik antara ibu dan bayi terutama untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan.
                     Kematian ibu di Indonesia merupakan yang tertinggi diantara negara di ASEAN, kejadiannya sekitar 15 kali dari kematian di Malaysia, kematian ini sebagian besar masih dapat dihindari apabila terdapat kesempatan untuk melakukan pertolongan pertama. Jika perempuan hamil yang mempunyai 3 orang anak maka kematian ibu akan turun menjadi 387.000 per tahun.sedangkan kematian perinatal menjadi sekitar 5.600.000 pertahun. (Manuaba, 2007)
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menyatakan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 248 per 100.000 kelahiran hidup, sebagai angka tertinggi di ASEAN. Tingginya angka kematian ibu ini disebabkan oleh berbagai penyebab yang kompleks, yaitu sosial, budaya, ekonomi, tingkat pendidikan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan gender, dan penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi, eklamsi, partus lama dan komplikasi abortus. (SDKI, 2007)
Diketahui angka kejadian Hiperemisis Gravidarum di  DKI sekitar 3,5% dan di Tangerang sekitar 4% pada tahun 2005. Gejala mual dan muntah  91%  terjadi pada trisemester pertama dan hanya 3% pada trimester terakhir. Mual dan muntah dialami oleh lebih dari 50% wanita pada awal kehamilan dan  terjadi pada primigravida 60-80% serta multi gravida 40-60%. Hiperemisis Gravidarum terjadi berkisar antara 0,3-2% dari 1000 kehamilan. (Progestian, 2002).
Di Rumah sakit umum kabupaten Tangerang angka kejadian hiperemesis gravidarum pada tahun 2009 mencapai 155 orang dari 3859 kehamilan, sedangkan pada tahun 2010 mencapai 266 orang dari 3937 kehamilan. Terjadi peningkatan sebanyak 111 orang, tapi belum diketahui penyebab hiperemesis gravidarum. (Rekam medic RSUD Kab. Tangerang)
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh factor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi. Factor predisposisi yang sering adalah primigravida, molahidatidosa dan kehamilan ganda. Masuknya vili kharialis dalam sirkulasi maternal. Serta faktor psikologik seperti rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu. (Prawirohardjo, 2007)
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan. (Prawirohardjo, 2007)
Hyperemesis gravidarum yang berlanjut, dampaknya pada ibu hamil antara lain penyakit hati, penyakit ginjal dan penyakit tukak lambung. (Manuaba,1998).Sedangkan dampak yang dapat terjadi pada janin yaitu kematian janin, pertumbuhan janin terhambat, preterm, berat badan bayi rendah sampai kelainan kongenital.(Progestian, 2002)
Upaya pemerintah yang dapat dilakukan adalah telah merencanangkan gerakan nasional kehamilan aman atau Making Pregnancy Safer (MPS) sebagai strategi pembangunan kesehatan masyarakat menuju Indonesia sehat 2010 sebagai bagian dari program safe motherhood dalam arti kata luas tujuan safe motherhood dan makin pregnancy safer sama, yaitu melindungi hak reproduksi dan hak asasi manusia dengan cara mengurangi beban kesakitan, kecacatan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang sebenarnya tidak perlu terjadi. (www.depkes.RI)
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan agar dapat menurunkan angka kejadian hyperemasas gravidarum ini adalah dengan melakukan pelayanan antenatal care secara berkala minimal dengan 4 kali kunjungan selama kehamilan . Karena jika upaya penerapan ANC ini dilakukan secara teratur maka dapat ditekan angka kejadiannya. Penyuluhan pada ibu hamil perlu dilakukaan karena banyak ibu hamil yang tidak mengerti arti pentingnya pemeriksaan kehamilan, terutama penyuluhan tentang komplikasi sebagai akibat langsung kehamilan yang merupakan hal yang patologis, salah satunya hyperemesis gravidarum. (http://ebdosama.blogspot.com/2009/03/hiperemesis-gravidarum.html)
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian tertarik untuk melakukan penelitian tentang Gambaran karakteristik ibu hamil yang mengalami hyperemesis gravidarum di RSUD Tangerang tahun 2010.



1.2.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas pelayanan kesehatan dan pemeriksaan kehamilan di RSUD Kab. Tangerang sudah memenuhi standar nasional kehamilan. Namun pada tahun 2010 masih banyak ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum. Pada tahun 2009 sebanyak 4% dari 3859 kehamilan dan tahun 2010 sebanyak 6,8% dari 3937 kehamilan. Terdapat peningkatan kejadian mengingat masih banyaknya kejadian hyperemesis gravidarum pada ibu hamil sekitar 2,8%. Sehingga rumusan masalah bagaimanakah karakteristik ibu hamil yang mengalami hyperemesis gravidarum di RSUD Tangerang tahun 2010.

1.3.    Tujuan Penelitian
1.3.1.   Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Tangerang.
1.3.2.   Tujuan Khusus
1.      Untuk mengetahui distibusi frekuensi karakteristik ibu hamil yang mengalami Hiperemisis Gravidarum di RSUD Tangerang
2.      Untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum berdasarkan umur di RSUD Tangerang.
3.      Untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum berdasarkan Pendidikan di RSUD Tangerang.
4.      Untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum berdasarkan paritas ibu di RSUD Tangerang.
5.      Untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum berdasarkan pekerjaan di RSUD Tangerang.

1.4.    Manfaat Penelitian
1.4.1.   Teoritis
                           Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman tentang gambaran karakteristik ibu hamil yang mengalami hyperemesis gravidarum. Hasil penelitian ini dapat menambah referensi bacaan diperpustakaan, menambah informasi mengenai penelitian dan sebagai input untuk penelian-penelitian selanjutnya.
1.4.2.   Aplikatif
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan kepada pihak rumah sakit, hususnya bagi pihak diklat agar lebih sering memberi  pelatian kepada pihak bidan. Dan bagi pihak bidan agar lebih kompetensi lagi dalam mengenali komplikasi dalam kehamilan, terutama pada hiperemesis gravidarum.

1.5.    Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas tentang gambaran karakteristik ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Tangerang periode Januari – Desember tahun 2010 yang dilakukan pada tanggal 2 Mei-18 juni 2011.  Karena masih banyaknya ibu hamil yang mengalami hyperemesis gravidarum dan belum diketahuinya penyebab hyperemesis gravidarum.. Metode penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan data sekunder yang di ambil dari status rekam medik ibu, dimana yang menjadi variable indevendent yaitu variabel bebas yaitu Umur, Pendidikan, Paritas, Pekerjaan dan menggunakan analisis data secara univariat.

1.6.    Sistematika Penulisan
BAB I   : PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, ruang lingkup dan sistematika penulisan.
BAB II  : TINJAUAN TEORI
Membahas tentang tinjauan teori mengenai definisi hyperemesis gravidarum, gejala dan tanda, penyebab, diagnosis, dan penatalaksanaan.
BAB III : KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL


BAB IV : METODE PENELITIAN
Membahas tentang desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, etika penelitian, pengumpulan data, pengolahan data dan analisa data. 
BAB V  : HASIL PENELITIAN
Berisi tentang gambaran umum RSUD Kab. Tangerang dan analisa univariat.
BAB VI : PEMBAHASAN
Berisi tentang pembahasan dari hasil penelitian analisa univariat dan disesuaikan dengan tinjauan pustaka.
BAB VII: PENUTUP
                 Kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 

2.1  Kehamilan
2.2.1.   Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lama kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 hari atau 9 bulan 7 hari, dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002).
Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang berlangsung antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan premature, sedangkan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur (Manuaba, 2005).
Kehamilan adalah masa dimulai dari ovulasi sampai partus, kira-kira 280 hari ( 40minggu) (Prawihardjo, 2002).
2.1.2    Usia Kehamilan
Menurut Wiknjosastro, 2005, kehamilan dibagi dalam 3 trimester :
a.       Trimester I (konsepsi sampai 12 minggu).
b.      Trimester II (12 minggu sampai 28 minggu).
c.       Trimester III (28 minggu sampai 40 minggu).
2.1.3        Tanda-tanda kehamilan
a.         Amenorrhoea
Gejala pertama kehamilan ialah haid tidak datang pada tanggal yang diharapkan. Bila seorang wanita memiliki siklus haid teratur dan mendadak berhenti, ada kemungkinan hamil. Tetapi meskipun demikian sebaiknya ditunggu selama 10 hari sebelum memeriksakan diri ke dokter. Karena sebelum masa itu sulit untuk memastikan adanya kehamilan. Haid yang terlambat pada wanita berusia 16-40 tahun, pada umumnya memang akibat adanya kehamilan. Tetapi kehamilan bukanlah satu-satunya penyebab keterlambatan haid. Haid dapat tertunda oleh tekanan emosi, beberapa penyakit tertentu, dan juga akibat makan obat-obat tertentu.  Selain kehamilan, penurunan berat badan dan tekanan emosi juga sering menjadi penyebab keterlambatan haid pada wanita yang semula mempunyai siklus normal.
b.    Perubahan pada payudara
Banyak wanita merasakan payudara memadat ketika menjelang haid. Bila terjadi kehamilan, gejala pemadatan bersifat menetap dan semakin bertambah. Payudara menjadi lebih padat, kencang dan lebih lembut, juga dapat disertai rasa berdenyut dan kesemutan pada putting susu. Perubahan diatas disebabkan oleh tekanan kelamin wanita, estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh uri (plasenta). Hormon-hormon ini menyebabkan saluran dan kantong kelenjar susu membesar, dan tertimbun lemak di daerah payudara. Rasa kesemutan dan berdenyut disebabkan oleh bertambahnya aliran darah yang mengaliri payudara.
c.     Mual dan muntah-muntah
Kira-kira separuh dari wanita yang mengandung mengalami mual dan muntah¬muntah, dengan tingkat yang berbeda-beda, biasanya cukup ringan dan terjadi dipagi hari. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi juga disebabkan oleh peningkatan kadar hormon kelamin yang diproduksi selama hamil. Sesudah 12 minggu gejala-gejala itu biasanya menghilang, karena tubuh sudah menyesuaikan diri.
d.    Sering kencing
Pada awal kehamilan ginjal bekerja dan kandung kencing sepat penuh.

2.2    Perubahan Fisik Dan Psikologis pada Kehamilan
2.2.1    Perubahan fisik
1.      Mudah mengantuk
2.      Sering buang air kecil
3.      Mual dengan atau tanpa muntah atau mengeluarkan air secara berlebihan
4.      Rasa panas dalam perut dan mengganggu pencernaan, gas dalam perut dan rasa kembung
5.      Enggan makan dan mengidam
6.      Pembesaran pada payudara
7.      Perubahan psikologis
8.      Emosional, mudah marah, suasana hati yang beragam, cengeng
9.      Perasaan was-was, takut, elasi (rasa senang yang berlebihan yang ditandai dengan meningkatnya aktivitas fisik dan mental).

2.3    Emesis Gravidarum
2.3.1        Pengertian
Emesis gravidarum merupakan keluhan umum yang disampaikan pada kehamilan muda. (Manuaba, 2010)
Mual dan muntah sering terjadi pada 60-80% Primigravida dan 40-60% Multigravida. Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi dapat pula timbul setiap saat pada malam hari. Rasa mual biasanya dimulai pada minggu-minggu pertama kehamilan dan berakhir pada bulan keempat. Namun sekitar 12% ibu hamil masih mengalaminya hingga 9 bulan (Prawirohardjo, 2007).
Kedua hal itu adalah gejala yang wajar dan sering didapati pada sebagian besar ibu hamil. Kebanyakan mual dan muntah ini terjadi di pagi hari atau biasa disebut morning sickness, tetapi dapat juga terjadi pada siang hari atau bahkan pada malam hari. Mual dan muntah ini terjadi pada minggu ke 6 setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 12 minggu pertama kehamilan.
William Smellie mengatakan bahwa keluhan pertama saat kehamilan adalah rasa mual dan muntah-muntah yang pada beberapa wanita berawal tidak lama setelah pembuahan dan seringkali berlanjut sampai akhir bulan keempat. Sebagian besar wanita sering mengalami masalah karena mual dan muntah ini, khususnya muntah di pagi hari. Beberapa wanita yang tidak mengalami keluhan-keluhan semacam ini dalam satu kehamilan mungkin akan mengalaminya dengan hebat dalam kehamilan-kehamilan berikutnya.
2.3.2        Penyebab Emesis Gravidarum
Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak dapat diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) dalam serum (Wiknjosastro, 1999).
Ada anggapan bahwa kadar hormon estrogen yang tinggi saat hamil muda, mungkin merupakan penyebabnya, wanita yang hamil untuk pertama kalinya dan wanita yang bertubuh besar, memiliki hormon estrogen yang bersirkulasi lebih tinggi dan lebih cenderung mengalami gangguan kehamilan.
Dalam kehamilan terjadi kekenduran relatif jaringan otot dalam sistem pencernaan sehingga pencernaan menjadi kurang efisien, dan kelebihan asam dalam lambung. Tetapi pencetus fisik ini belum dapat menjelaskan secara pasti penyebab terjadinya mual dan muntah pada kehamilan, karena sebagian besar hal ini terjadi pada semua kehamilan, namun tidak semua ibu hamil mengalaminya.
Pada bulan-bulan awal dan pertengahan kehamilan. Hal ini disebabkan makanan yang buruk dan rahim yang mudah teriritasi.
Selain faktor fisik, faktor emosional juga punya andil besar dalam menyebabkan mual dan muntah pada kehamilan. Para wanita yang mengalami mual berkepanjangan kelihatannya mendapatkan dukungan lebih sedikit dari suaminya atau orang tua mereka.
Dalam masyarakat primitif yang cara hidupnya lebih sederhana, lebih santai dan tidak banyak tuntutan, jarang sekali ditemukan ibu hamil yang mengalami rasa mual ini. Ketidakstabilan emosi dan keadaan sosial lingkungan dapat menjadi pemicu terjadinya emesis gravidarum.
Pola makan calon ibu sebelum maupun pada minggu-minggu awal kehamilan, serta gaya hidupnya juga berpengaruh terhadap terjadinya emesis gravidarum ini. Studi membuktikan bahwa calon ibu yang makan makanan berprotein tinggi namun berkarbohidrat dan bervitamin B6 rendah lebih berpeluang menderita mual hebat. Keparahan mual pun berkaitan dengan gaya hidup calon ibu. Kurang makan, kurang tidur atau istirahat dan stress dapat memperburuk rasa mual (Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan).


2.3.3        Tanda Dan Gejala Emesis Gravidarum
Tanda-tanda emesis gravidarum berupa :
a.         Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah
Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat.
b.      Nafsu makan berkurang
c.       Mudah lelah
d.      Emosi yang cenderung tidak stabil
Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat berubah menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus-menerus dan mengganggu keseimbangan gizi, cairan, dan elektrolit tubuh. Ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum yang berkelanjutan dapat terkena dehidrasi sehingga akan menimbulkan gangguan pada kehamilannya.
2.3.4    Pengaruh Emesis Gravidarum Pada Ibu dan Janin
Emesis merupakan dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif terhadap kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan berubah menjadi hipermesis gravidarum yang dapat meningkatkan resiko terajadinya gangguan pada kehamilan.
Wanita-wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum yang berlebih berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil pada selaput lendir esofagus dan lambung atau sindroma Mallary Weiss akibat perdarahan gastrointestinal (Wiknjosastro, 1999).
2.3.5    Tanda-tanda dehidrasi :
a.       Berat badan menurun
b.      Denyut nadi meningkat (120 x / menit dan terus naik)
c.       Tekanan darah menurun (diastolik 50 mmHg dan terus turun)
d.      Mata cekung
e.       Elastisitas kulit menghilang
Apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi pada ibu hamil maka, ia harus segera mendapat pertolongan dari bidan atau tenaga kesehatan lainnya.
Ada mitos yang mengatakan bila rasa mual anda hebat, maka anda mengandung anak perempuan. Dan ternyata menurut penelitian, wanita hamil yang mengalami mual hebat dan terpaksa dibawa ke rumah sakit, kemungkinan besar melahirkan bayi perempuan. Sebagai contoh dari 69 wanita hamil penderita mual yang hebat, 307 orang melahirkan bayi laki-laki dan 352 sisanya melahirkan perempuan (Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan).
Bayi-bayi dari wanita yang menderita hiperemesis gravidarum sepanjang kehamilan lebih cenderung memiliki kelainan dan pertumbuhan yang sedikit terbelakang.
Pencegahan terhadap emesis gravidarum yang berlebihan perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering.
2.3.6    Hal-hal Yang Harus Dilakukan Dalam Mengatasi Emesis Gravidarum
a.       Makanlah sesering mungkin, dalam porsi kecil. Siang hari untuk porsi besar, malam hari cukup porsi kecil.
b.      Lebih banyak istirahat, hal ini akan membantu mengurangi keletihan yang dapat menimbulkan rasa mual.
c.       Simpanlah beberapa makanan kecil seperti coklat atau cracker untuk dimakan sebelum turun dari tempat tidur di pagi hari.
d.      Bangun tidur perlahan-lahan, luangkan waktu untuk bangkit dari tempat tidur secara perlahan-lahan.
e.       Berolahraga dan hiruplah udara segar, dengan melakukan oleh raga ringan, berjalan kaki atau berlari-lari kecil akan membantu mengurangi rasa mual dan muntah di pagi hari.
f.       Beberapa ahli nutrisi juga menyarankan suplemen vitamin B6 mencegah dan mengurangi rasa mual, tetapi tidak diminum dalam dosis tinggi atau menurut aturan dokter.
2.3.7        Hal-hal Yang Harus Dihindari
a.       Hindari mengkonsumsi makanan yang berminyak atau digoreng karena akan lebih sulit untuk dicerna.
b.      Hindarilah minuman yang mengandung kafein seperti kopi, cola.
c.       Hindari menyikat gigi begitu selesai makan
Bagi beberapa ibu hamil menyikat gigi menjadi hal yang problematik karena hanya dengan memasukkan sikat gigi dalam mulut membuat mereka muntah, sehingga pilihlah waktu yang tepat untuk menggosok gigi.
d.   Hindari bau-bau yang tidak enak atau sangat menyengat. Bau menyengat seperti dari tempat sampah, asap rokok biasanya dapat menimbulkan rasa mual dan muntah.
e.       Hindari mengenakan pakaian yang ketat.
Pakaian yang terlalu ketat dapat memberikan tekanan yang tidak nyaman pada perut dan dapat memperburuk rasa mual. (Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan).

2.4    Hiperemesis Gravidarum
2.4.1        Pengertian Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 1998).
Hiperemesis adalah mual dan muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hati terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan trimester I, kurang lebih pada enam minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60-80 % primigravida dan 40-60% multigravida mengalami mual muntah, namun gejala ini menjadi lebih berat hanya pada satu dari 1000 kehamilan. (Arif. M, 2001)
Hiperemesis Gravidarum adalah memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badan sangat turun, turgor kulit kurang, timbul aseton dalam air kencing. (UNPAD, 2001)
2.4.2        Etiologi
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor yang telah ditepmukan yaitu :
a.       Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah prininggravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda.
b.      Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan, ini merupakan faktor organik.
c.       Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
d.      Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan. Takut terhadap tanggug jawab sebagai ibu.


2.4.3    Patologi
a.    Hati
Pada hiperemesis gravidarum tanpa komplikasi hanya ditemukan degenerasi lemak tanpa nekronis, degenerasi lemak tersebut terletak sentrilobuler.
b.    Jantung
Jantung menjadi lebih kecil dari pada biasanya dan beratnya atrofi, ini sejalan dengan lamanya penyakit.
c.             Otak
Adakalanya terdapat bercak-bercak pendarahan pada otak dan kelainan seperti pada ensefolopati wernicle dapat dijumpai.
d.   Ginjal
Ginjal tampak pucat dan generasi lemak dapat ditemukan pada tabulikonturti.
2.4.4        Tanda dan Gejala
Hiperemesis Gravidarum, menurut berat ringannya dapat dibagi kedalam 3 (tiga) tingkatan.
a.       Tingkat I
Mual terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pda epigastrium, nadi meningkat sekitar 100/menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidang mengering dan mata cekung.
b.      Tingkat II
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lemah mengurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris, berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton tercium dalam hawa pernafasan karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
c.       Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah keadaan umum lebih parah, muntah henti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat tensi menurun, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf yang dikenal sebagai ensefalopati werniele, dengan gejala : nistagmus, dipolpia dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks, timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.
2.4.5    Diagnosa
Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Hiperemesis Gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.
2.4.6        Penatalaksanaan
a.    Obat-obatan
Sedativa yang siring diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti histamika juga dianjurkan seperti dramamin, ovamin pada keadaan lebih kuat diberikan antimetik seperti disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin.
b.    Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara baik. Cacat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita. Sampai muntah berhenti dan penderita mau makan, tidak diberikan makan/minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
c.    Terapi Psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.


d.   Cairan Parenteral
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena.
e.    Penghentian kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi komplikasi organis adalah delirium, kebutuhan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya :
1)      Gangguan kejiwaan
a)      Delirium
b)      Apatis,somnolen sampai koma
c)      Terjadi gangguan jiwa ensepalopati wernicle
2)      Gangguan penglihatan
a)      Pendarahan retina
b)      Kemunduran penglihatan
3)      Gangguan faal
a)      Hati dalam bentuk ikterus
b)      Ginjal dalam bentuk anuria
c)      Jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat
d)     Tekanan darah menurun
(Prawirohardjo, 2007)
2.4.7        Diet Hiperemesis Gravidarum
a.             Tujuan
Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.
b.    Syarat
Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranyanadalah:
1)      Karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energi total
2)      Lemak rendah, yaitu < 10% dari kebutuhan energi total
3)      Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
4)      Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
5)      Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan diberikan sering dalam porsi kecil
6)      Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan malam dan selingan malam
7)      Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien
c.    Macam-macam Diet
Ada 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum, yaitu :
1)        Diet Hiperemesis I
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung di dalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.
2)        Diet Hiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi.
3)        Diet Hiperemesis III
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.
4)        Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah :
a)      Roti panggang, biskuit, crackers
b)      Buah segar dan sari buah
c)      Minuman botol ringan (coca cola, fanta, limun), sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer
5)        Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga tidak dianjurkan.

2.5.    Faktor Predisposisi
2.5.1        Umur Ibu
Usia adalah lamanya hidup responden dihitung sejak dilahirkan hingga penelitian ini dilakukan (Susanto, 2006)
Menurut Manuaba 1998 umur ≤ 20 tahun adalah keadaan belum matangnya alat reproduksi untuk hamil sehingga dapat mempengaruhi keadaan ibu dan perkembangan janin dan usia 20 – 35 tahun termasuk masa reproduksi sehat untuk hamil dan melahirkan sebab organ reproduksi telah matang dan usia ≥ 35 tahun fungsi metabolisme menurun sehingga fungsi uterus dan ovarium mengalami penurunan dan fungsi hormon estrogen dan progesteron juga mengalami penurunan.Ibu hamil dengan usia reproduksi sehat (20-35 tahun) jauh lebih baik dibandingkan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun (Manuaba 1999)
Bahwa pada kehamilan usia lebih dari 35 tahun secara biologis jaringan dan sistem dalam tubuhnya menurun sehingga faktor terjadinya komplikasi obstetrik meningkat diantarnya dapat terjadi ketuban pecah dini, begitu juga pada primi <20 tahun merupakan faktor resiko sehingga sulit diramalkan persalinannya karena belum ada pengalaman sebelumnya dan kurangmemahami tanda-tanda komplikasi obstetrik (Wiknjosastro, 1999)
2.5.2        Pendidikan
Lamanya hidup seseorang yang di hitung sejak dilahirkan hingga penelitian ini dilakukan. (Susanto, 2006)
Menurut Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pada bab VI pasal 16 disebutkan bahwa jenjang pendidikan formal di Indonesia meliputi tiga jenjang, yaitu: pendidikan Dasar atau Rendah, pendidikan Menengah, dan pendidikan Tinggi, dimana bila pendidikan dasar yaitu SD, MI, SMP dan MTS, bila pendidikan menengah yaitu SMA, MA, SMK dan MAK, sedangkan pendidikan tinggi yaitu Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut, atau Universitas. (Sisdiknas, 2003)
Kejadian hiperemesis pada ibu hamil lebih sering terjadi pada ibu hamil yang berpendidikan rendah (Prawihardjo, 2005).
Secara teoritis, ibu hamil yang berpendidikan lebih tinggi cenderung lebih memperhatikan kesehatan diri dan keluarganya (Saifuddin, 2002).
2.5.3        Paritas
Jumlah persalinan yang dialami seorang ibu dengan umur kehamilan minimal 28 minggu. (Manuaba,  1998)
Faktor predisposisi yang sering ditemukan sebagai penyebab hyperemesis gravidarum adalah pada primigravida (Prawirohardjo, 2007)
Paritas 2 – 3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal, sedangkan pada paritas 1 dan paritas tinggi ( lebih dari 3 ) mempunyai angka kematian lebih tinggi.   (Winkjosastro, 2007)
        Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi gravida dan 40-60% pada multi gravida, gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum, tetapi kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. (Prawihardjo, 2007)

2.5.4    Pekerjaan
Kegiatan rutin ibu yang di lakukan berdasarkan keinginan dan kemampuan mendapatkan upah atau gaji. (Notoatmodjo, 2005
Hiperemisis gravidarum sangat besar mempengaruhi pekerjaan  pada wanita hamil yang bekerja  di luar rumah sehingga kehilangan waktu dalam bekerja. (Progestian, 2002)
Besar kemungkinan bahwa wanita yang takut kehilangan pekerjaan diduga dapat menjadi faktor kejadian Hiperemisis gravidarum (Manuaba, 1998)
Penyebab utama terjadinya hiperemesis gravidarum seperti cemas dengan kehamilan dan persalinan, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan sehingga dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sabar sebagai keengganan menjadi hamil atau pelarian kesukaran hidup. (Prawirohardjo, 2007)
Tetapi lain halnya Menurut teori (Surya Rusdy, 2003) bahwa faktor pekerjaan juga mempengaruhi tingkat kejadian hyperemesis gravidarum sebanyak 86% pada ibu yang bekerja di luar rumah sedangkan sebanyak 14% pada ibu yang bekerja di rumah (IRT). Disamping itu juga kehamilan kurang mendapat kebijakan oleh perusahaan karena mereka menganggap kehamilan akan mengakibatkan wanita itu tersingkir dari promosi atau tertahan di suatu posisi karena pada saat hamil kemungkinan dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan (penyakit kehamilan) tertentu bagi wanita yang bekerja.
Terlihat pada peningkatan seseorang yang tidak bekerja karena tingkat social yang rendah yang menyebabkan ibu hamil kurang peduli dengan kesehatan diri dan bayinya, oleh karena itu dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilannya. (Lydia, 2009)

2.6      Faktor Pemungkin
2.6.1              Sumber informasi
Perilaku penemuan informasi merupakan suatu pola perilaku seseorangdalam proses pencarian informasi untuk memenuhi kebutuhannya. Banyak sekali penelitian mengenai perilaku penemuan informasi dengan populasi yangkhusus, seperti ilmuwan sosial, anak ± anak, remaja, dan lain ± lain. Namunhanya sedikit penelitian mengenai perilaku pemanfaatan informasi oleh ibuhamil.Informasi merupakan pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi.Komunikasi proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) darisatu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antarakeduanya. Informasi dapat mempengaruhi atau menambah pengetahuanseseorang dan dengan pengetahuan menimbulkan kesadaran yang akhirnyaseseorang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya,informasi juga berfungsi mengurangi rasa kecemasan (Notoatmodjo,2009:142).
Informasi kesehatan merupakan sarana penyebaranpengetahuan pada ibu hamil dalam upaya meminta pertolongan perawatan kehamilansampai pertolongan persalinan. (Depkes RI, 2009).
2.6.2              Sarana dan Prasarana Nakes
Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor penunjang yang penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, baik di rumah sakit maupun di sarana pelayanan kesehatan lainnya. Seiring dengan perkembangan teknologi khususnya peralatan kesehatan dan semakin beraneka ragam jenis peralatan kesehatan, guna meningkatkan keamanan dan keakurasian peralatan kesehatan tersebut maka dipandang perlu untuk mengadakan pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan
Mengingat masih rendahnya pelayanan pengujian dan kalibrasi di Indonesia serta kurangnya pengertian rumah sakit daerah maupun Dinas Kesehatan Propinsi atau Kab/Kota untuk mengalokasikan anggaran pengujian dan kalibrasi alat kesehatan maka perlu dilakukan sosialisasi Kebijakan Pengujian dan Kalibrasi Peralatan Kesehatan tersebut kepada rumah sakit-rumah sakit di seluruh Indonesia, khususnya Indonesia bagian barat. (Depkes RI, 2009)
2.7      Faktor Penguat
2.7.1        Status Ekonomi
               Status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat, status sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi, gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan sebagainya. Status ekonomi kemungkinan besar merupakan pembentuk gaya hidup keluarga. Pendapatan keluarga memadai akan menunjang tumbuh kembang anak. Karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun skunder (Suparyanto, 2004).
2.7.2        Status Gizi
               Status Gizi merupakan ekspresi satu aspek atau lebih dari nutriture seorang individu dalam suatu variabel (Hadi, 2002). Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2001). Sedangkan menurut Gibson (1990) menyatakan status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan utilisasinya.
2.7.3    Faktor Psikologis.
Hubungan faktor psikologis dengan kejadian Hyperemesis gravidarum belum jelas, besar kemungkinan bahwa wanita yang menolak hamil takut kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami dan sebagainya diduga dapat menjadi factor terjadinya Hyperemesis Gravidarum. Dengan perubahan suasana dan masuk rumah sakit penderitaannya dapat berkurang sampai menghilang. (Manuaba, 1998).

2.8      Kerangka Teori
Beberapa faktor yang mendasari kerangka teori ini adalah
Gambar 2.1.
Faktor Predisposisi :
1.      Umur
2.      Pendidikan
3.      Pekerjaan
4.      Paritas
5.       
 
Kerangka Teori
           


 






Sumber : ( Manuaba, 1998 ), ( Prawiroharjo, 2008 ), (Depkes RI, 2009), (Notoatmodjo, 2009)
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL
 

3.1.      Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu abstrak yang dibentuk dengan menggenerelasikan suatu pengertian. (Notoatmodjo, 2005). Konsep penelitian ini mengacu kepada teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo. Agar tujuan penelitian ini dapat tercapai maka diperlukan kerangka konsep yang akan menggambarkan penelitian dimana yang menjadi variabel dependent adalah variabel terikat yaitu Hyperemesis gravidarum dan variable indevendent adalah variabel bebas yaitu Umur, Pendidikan, Paritas, Pekerjaan. Kerangka konsep dapat dilihat pada diagram berikut ini:

Gambar 3.1.
Kerangka Konsep

Variabel independent                                                    Variabel dependent


 






3.1.1        Definisi Operasional
Definisi operasional yaitu uraian tentang batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2010)
Adapun definisi operasional karakteristik ibu hamil yang mengalami hyperemesis gravidarum di RSUD Kab. Tangerang Tahun 2010 adalah :
Gambar 3.2
Definisi Operasional Gambaran karakteristik ibu
hamil dengan Hyperemesis Gravidarum
di RSUD Tangerang tahun 2010

No
Variable
Definisi
Operasional
Cara ukur
Alat
Ukur
Hasil ukur
Skala
1.

Hyperemesis Gravidarum

Mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk .  (Rustam,2007)
Ceklis
Rekam Medik
1.   Ya, bila mengalami Hiperemesis gravidarum
2.   Tidak, bila tidak mengalami Hiperemesis gravidarum
Nominal
2.

Umur ibu

Lamanya hidup seseorang yang di hitung sejak dilahirkan hingga penelitian ini dilakukan.(Susanto, 2006)
Ceklis
Rekam Medis
1.   <20 atau >35 tahun
2.   20-35 tahun
Ordinal

3.
Pendidikan
Jalur Formal dan informal  yang pernah dijalani seseorang untuk mendapatkan pengetahuan dan memperoleh ijazah sebagai tanda kelulusan.
(Sisdiknas, 2003)
Ceklis
Rekam Medis
1.   Rendah (SD-SMP)
2.   Menengah (SMA)
3.   Tinggi (PT)
Ordinal
4.

Paritas

Jumlah persalinan yang dialami seorang ibu dengan umur kehamilan minimal 28 minggu. (Manuaba,  1998)
Ceklis
Rekam Medis
1.   Primipara
2.   Multipara.
3.   Grande multipara.

Ordinal

5.





Pekerjaan
Kegiatan rutin ibu yang di lakukan berdasarkan keinginan dan kemampuan mendapatkan upah atau gaji. (Notoatmodjo, 2005)
Ceklis
Rekam Medis


1.   Tidak Bekerja
2.   Bekerja

Nominal




BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1       Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif, dengan menggunakan data sekunder dimana data yang menyangkut data variabel dependen karakteristik hyperemesis gravidarum dan variable independent terdiri dari : umur ibu, paritas, status kerja ibu  Penelitian ini menggunakan data sekunder yang menggambarkan karakteristik ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum.

4.2    Tempat dan waktu  pelaksanaan.
Pengambilan data dilakukan di RSUD Tangerang dilakukan pada bulan Mei 2011.

4.3    Populasi dan sample.
4.3.1    Populasi.
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau yang diteliti (Notoatmojo,2005). Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang ada di RSUD Tangerang tahun 2010 yaitu berjumlah 3937 orang.


4.3.2  Sampel.
Sample penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002).  Sampel dalam penelitian ini yaitu sebagian ibu hamil.
4.3.2.1        Besar Sampel
Besarnya sampel pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus:
n       =          N               n
                                 1 + N (d²)
Keterangan :    n       : besar sempel
N      : Besar populasi
d       :  Nilai penyimpangan (untuk kesehatan 5 % - 10 %) (Notoatmodjo, 2005)
Maka :
n       =          3937       n
                                    1 + 3937 (0,1)²
                                 =          3937       n
                                        1 + 39,37
                                 =          3937       n
                                             40,37
                                 = 97,5
Jadi jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 98 sampel.
4.3.2.2        Teknik pengambilan sampel
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik non probability sampling dengan metode simple random sampling interval dimana ibu yang memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan dapat dijadikan sampel. (Notoatmodjo, 2005)
4.4    Tehnik dan Instrument Pengumpulan data
Tehnik dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara:
4.4.1      Data yang dikumpulkan.
Data yang dikumpulkan berupa data sekunder yang di dapat dari data rekam medik pasien di RSUD Tangerang  periode Januari – Desember 2010.
4.4.2      Prosedur pengumpulan data.
Data didapat dari data pasien dan data rekam medik pasien di RSUD Tangerang periode Januari – Desember 2010.
4.4.3      Pengolahan data.
Setelah pengumpulan data dilakukan  kemudian data diolah secara random sampling dengan langkah-langkah berikut:
a)    Editing dilakukan untuk memeriksa kembali data yang telah diperoleh sehingga dapat dihasilkan data yang  akurat untuk pengolahan data selanjutnya.
b)   Cooding yaitu merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan.
c)    Entrying data yaitu memasukkan data-data yang telah dilakukan pengkodean kedalam tabel rekapitulasi.
d)   Tabulating yaitu memasukkan data-data kedalam tabel dan dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi.
e)    Penyajian data-data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan membuat tabel-tabel silang antara variabel bebas dan variabel terikat.
4.5   Analisa Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitas, yaitu mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil konveksi (Notoatmodjo, 2005).
4.5.1        Analisa Univariat
         X
F =   ¾  x  100%
         N
 
Analisa yang digunakan adalah analisa univariat yang bertujuan untuk melihat distribusi frekuensi dan presentasi tabel yang diteliti dan dihitung dengan rumus :


Keterangan :
F = Prosentasi yang dicari
X = Frekuensi variabel yang didapat
N = Jumlah sampel